
Cahaya dari layar ponsel pintar, tablet, dan komputer secara umum memang dianggap sebagai sesuatu yang dapat membahayakan, terutama bagi kesehatan mata dan jadwal tidur. Persepsi ini memang benar, tapi tidak terlalu bisa dibenarkan, karena cahaya ponsel (biasanya kita sebut juga cahaya biru/blue light) tidak terlalu mengganggu dari yang kita bayangkan.
Ada sebuah studi penelitan baru yang dirilis bulan lalu di jurnal Nature menunjukkan bahwa apa yang disebut cahaya biru (blue light) jenis cahaya yang dipancarkan dari sejenis perangkat cerdas seperti handphone ataupun TV, mungkin tidak terlalu mengganggu seperti yang diketahui sebelumnya. Tapi di satu sisi, kebenaran bahwa cahaya ponsel mengganggu kinerja tidur juga memang benar, tubuh punya semacam sensor di mana kita lebih mudah mengantuk saat kondisi gelap / kurangnya cahaya.
Studi dari Universitas Basel dan Universitas Teknik Munich, mempelajari “efek perubahan cahaya biru-kuning yang dikalibrasi pada jam sirkadian manusia.” Para peneliti memaparkan 16 subjek pada tiga jenis cahaya berbeda selama satu jam sebelum mereka tidur malamnya. Setelah menggunakan cahaya latar/kontrol berwarna biru redup, kuning, dan putih konstan, penulis penelitian menetapkan bahwa “tidak ada bukti konklusif untuk efek perubahan substitusi senyap yang dikalibrasi dalam warna cahaya sepanjang sumbu biru-kuning pada jam siklus tidur seseorang,
Cahaya mungkin memang dapat memberikan efek pada kinerja tidur, sehingga kita lebih susah untuk tidur, namun cahaya biru yang dipancarkan dari HP tidak memberi dampak yang signifikan, artinya semua cahaya
Bagaimana cahaya mempengaruhi kinerja tidur?
Mata manusia mengubah cahaya menjadi impuls listrik melalui serangkaian kerucut, batang, dan “intrinsically photosensitive retinal ganglion cells" atau "sel ganglion retina fotosensitif intrinsik" (ipRGCs). Cahaya biru, yang dipancarkan dari perangkat seperti ponsel pintar dan tablet, adalah bentuk cahaya dengan panjang gelombang pendek, dan diubah menjadi warna biru melalui kerucut, yang merespons cahaya terang; sel batang hanya beroperasi dalam kondisi cahaya redup dan tidak dapat membedakan warna.
Fyi, orang lebih mudah tertidur pada saat keadaan minim cahaya/gelap, kondisi gelap memberikan respon tenang dan nyaman dan manusia akan lebih mudah mengantuk saat merasa dirinya tenang dan aman, oleh karena itu jika kita sedang berada di kondisi seperti hujan, berada di ruangan yang sayu (cahayanya redup), berada di alam, dan saat melakukan meditasi, kita akan mudah tertidur.
IPRGC (intrinsically photosensitive retinal ganglion cells) di mata menerima informasi tentang intensitas cahaya, bukan warna, dan juga menjaga ritme sirkadian teratur. Melanopsin fotopigmen, yang diekspresikan oleh ipRGCs, membantu mengatur penekanan melatonin di malam hari. Kerucut mengirimkan informasi ke ipRGCS, yang menunjukkan bahwa warna cahaya dapat memengaruhi ritme sirkadian reguler dan kemampuan seseorang untuk tertidur atau tetap tertidur.
Sebuah studi pada tahun 2019 menunjukkan bahwa “paparan cahaya yang tidak tepat waktu” yaitu cahaya buatan (bukan dari cahaya alami matahari) dari perangkat yang kita gunakan sepanjang hari dapat berdampak buruk pada tidur dan kesehatan. Namun proses yang digunakan otak kita untuk memodulasi ritme sirkadian internal tidak sesederhana itu (cukup kompleks).
Untuk kebutuhan tidur, selain asupan cahaya yang harus dijaga, ada beberapa hal seperti asupan makanan, olahraga, kebutuhan mineral dan lain-lain yang harus dijaga dan diperhatikan juga.

Jika ingin menjaga kesehatan dari paparan cahaya biru, kalian bisa menggunakan kacamata anti cahaya biru/anti sinar UV untuk kebutuhan saat kalian sedang bermain HP, laptop atau pun perangkat yang mengeluarkan cahaya biru lainnya. Di kebanyakan handphone sekarang, kalian juga bisa mengatur ke dalam tampilan untuk menonaktifkan/mengurangi cahaya biru yang ditampilkan.
Posting Komentar